FIGC (Italia) Cari Pengganti Spalletti
Setelah pengunduran diri Luciano Spalletti dari kursi pelatih tim nasional Italia, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) segera bergerak cepat mencari sosok yang tepat sebagai pengganti. Posisi ini bukan hanya strategis, tetapi juga simbolis, mengingat Italia tengah bersiap menatap siklus baru kompetisi internasional. Presiden FIGC, Gabriele Gravina, kini disebut tengah memusatkan perhatiannya pada dua nama utama: Claudio Ranieri dan Stefano Pioli. Kedua pelatih ini memiliki profil berbeda namun sama-sama berpengalaman dan dihormati dalam lanskap sepak bola Italia.
Kondisi ini membuat publik Italia menaruh harapan tinggi. Siapa pun yang ditunjuk nantinya, akan memikul beban besar: mengembalikan kejayaan Azzurri di panggung Eropa dan dunia setelah performa yang tidak konsisten dalam beberapa tahun terakhir.
Preferensi Gravina pada Claudio Ranieri
Presiden FIGC, Gabriele Gravina, diketahui memiliki ketertarikan khusus terhadap Claudio Ranieri. Ia bahkan menyebut nama Ranieri secara terbuka dalam beberapa wawancara sebagai sosok yang ia percaya bisa membawa stabilitas dan visi baru ke tim nasional. Ranieri dianggap memahami karakter sepak bola Italia dan memiliki kemampuan untuk menanamkan kembali semangat kebersamaan yang sempat hilang di tubuh Azzurri.
Kepercayaan ini tidak datang tanpa alasan. Gravina menilai bahwa pengalaman panjang Ranieri sebagai pelatih di berbagai klub, baik di dalam negeri maupun luar negeri, merupakan aset penting. Terutama dalam mempersiapkan tim nasional untuk menghadapi tantangan jangka menengah hingga panjang seperti Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan UEFA Nations League mendatang.
Italia, Claudio Ranieri: Sosok Berpengalaman yang Disegani
Claudio Ranieri dikenal luas sebagai pelatih dengan karakter tenang, cerdas secara taktik, dan sangat piawai dalam memotivasi para pemainnya. Momen puncak dalam kariernya datang pada 2016, saat ia membawa Leicester City menjuarai Premier League secara mengejutkan. Prestasi ini disebut-sebut sebagai salah satu kisah terbesar dalam sejarah sepak bola modern.
Pengalaman Ranieri di Italia
Selain sukses di Inggris, Ranieri juga memiliki jejak panjang di Serie A. Ia pernah melatih sejumlah klub besar seperti AS Roma, Juventus, Inter Milan, Fiorentina, dan Sampdoria. Dengan pengalamannya itu, Ranieri tidak hanya mengenal struktur kompetisi Italia, tetapi juga dinamika karakter pemain lokal. Ia dikenal fleksibel dalam pendekatan taktis, bisa bermain defensif atau menyerang tergantung kebutuhan.
Ranieri juga memiliki reputasi sebagai pelatih yang mampu meredam tekanan internal dan menjaga atmosfer ruang ganti tetap sehat. Hal ini menjadi modal penting di lingkungan tim nasional yang penuh ekspektasi tinggi.
Stefano Pioli: Penantang Serius dari Milan
Meski Ranieri disebut-sebut sebagai kandidat favorit Gravina, Stefano Pioli tetap berada dalam pertimbangan serius FIGC. Pioli baru saja menyelesaikan masa tugasnya bersama AC Milan, dan meskipun tidak memperpanjang kontraknya, ia meninggalkan warisan taktis yang kuat.
Di bawah arahannya, AC Milan tampil konsisten dan menantang dominasi klub-klub seperti Inter dan Napoli di Serie A. Ia dikenal sebagai pelatih modern dengan filosofi permainan berbasis penguasaan bola dan pressing terstruktur.
Gaya Kepelatihan Pioli
Pioli punya pendekatan yang sangat sistematis dalam latihan. Ia sering kali menekankan keseimbangan antara agresivitas bertahan dan efektivitas dalam membangun serangan. Banyak pemain muda berkembang di bawah bimbingannya, seperti Sandro Tonali dan Rafael Leão. FIGC diyakini tertarik pada pendekatan progresif ini, terutama untuk membentuk generasi baru pemain Italia yang lebih siap bersaing di level internasional.
Selain itu, Pioli dikenal sebagai sosok yang tenang namun tegas. Ia pandai membangun komunikasi interpersonal yang kuat dengan pemain, dan tidak ragu memberi kepercayaan kepada talenta muda.
Dampak Strategis Bagi Sepak Bola Italia
Pemilihan antara Ranieri dan Pioli bukan sekadar soal preferensi pribadi Gravina. Ini adalah keputusan yang akan menentukan arah filosofi sepak bola Italia ke depan. Ranieri mewakili stabilitas dan pengalaman klasik. Ia bisa memaksimalkan talenta yang ada dengan pendekatan pragmatis. Sementara Pioli menawarkan pendekatan yang lebih dinamis, cocok untuk regenerasi dan pembaruan taktik jangka panjang.
Siapa pun yang akhirnya dipilih akan menghadapi tugas berat. Tim nasional Italia saat ini sedang dalam masa transisi dan membutuhkan fondasi kuat untuk menghadapi babak kualifikasi berikutnya.
Proses Berlangsung, Pengumuman Dekat
Per 10 Juni 2025, FIGC dikabarkan masih dalam proses diskusi intensif dengan kedua kandidat. Belum ada konfirmasi resmi soal siapa yang akan ditunjuk, namun pengumuman resmi diprediksi akan dilakukan sebelum akhir bulan ini. Gravina disebut ingin memberi waktu cukup kepada pelatih baru untuk menyusun skuad dan mempersiapkan agenda pertandingan persahabatan yang akan digelar pada Agustus 2025.
Para penggemar Azzurri di seluruh negeri kini menunggu dengan penuh harap dan cemas. Mereka ingin melihat siapa yang akan memimpin Italia ke era baru, membawa semangat kebangkitan, dan menyalakan kembali ambisi untuk bersaing di level tertinggi dunia.