PSG vs Inter Milan: PSG Ukir Sejarah di Allianz Arena
PSG vs Inter Milan, Final Liga Champions musim 2024/2025 telah mencatatkan momen bersejarah untuk Paris Saint-Germain. Bertempat di Allianz Arena, kandang Bayern Munich, PSG menundukkan Inter Milan dengan skor telak 5-0 pada Sabtu malam waktu setempat, 31 Mei 2025. Ini adalah trofi Liga Champions pertama dalam sejarah klub, sekaligus kemenangan terbesar sepanjang sejarah partai puncak kompetisi ini.
Partai ini juga menjadi final pertama sejak 2004 yang tidak melibatkan wakil Inggris, Spanyol, atau Jerman. Dengan keberhasilan ini, PSG resmi menegaskan tempatnya di antara kekuatan elit Eropa.
PSG vs Inter Milan: Dominasi Mutlak dari Menit Awal
PSG tampil menekan sejak menit awal. Gol pembuka dicetak Achraf Hakimi pada menit ke-11 setelah memanfaatkan ruang di sisi kanan pertahanan Inter. Jelang turun minum, Vitinha menggandakan keunggulan melalui tembakan dari luar kotak penalti yang tak mampu dibendung kiper Inter.
Memasuki babak kedua, Les Parisiens semakin menggila. Gonçalo Ramos mencetak dua gol dalam waktu singkat pada menit ke-54 dan 58. Laga ditutup oleh aksi tendangan jarak jauh Fabián Ruiz yang memperbesar keunggulan menjadi lima gol tanpa balas.
Sepanjang pertandingan, PSG mencatatkan penguasaan bola hingga 62% dan melepaskan total 17 tembakan, dengan 9 di antaranya tepat sasaran. Sebaliknya, Inter hanya mampu mengancam lewat beberapa momen sporadis yang semuanya dimentahkan Gianluigi Donnarumma.
PSG vs Inter Milan: Pertarungan Individu yang Menentukan
Beberapa duel pemain menjadi kunci keberhasilan PSG. Di lini belakang, Milan Škriniar yang kini membela PSG mampu meredam serangan Inter dengan baik. Bek asal Slovakia ini juga dominan dalam duel udara dan menjaga lini pertahanan tetap rapi.
Di sisi lapangan, Achraf Hakimi bukan hanya disiplin bertahan, tetapi juga efektif menyerang. Gol pembukanya jadi pemicu semangat rekan-rekannya. Kecepatannya memanfaatkan ruang membuat Inter kesulitan bertahan di area tersebut.
Gianluigi Donnarumma layak mendapat pujian tinggi. Kiper timnas Italia ini melakukan empat penyelamatan penting dan sukses menjaga gawangnya tetap bersih di laga final. Ia menunjukkan refleks luar biasa, terutama saat menggagalkan peluang Romelu Lukaku di menit ke-68.
Di lini tengah, Fabián Ruiz dan Vitinha tampil dominan. Mereka sukses meredam pergerakan Marcelo Brozović dan membatasi suplai bola ke lini depan Inter.
Sejarah Baru untuk PSG dan Luis Enrique
Kemenangan ini tidak hanya penting bagi PSG sebagai klub, tapi juga bagi pelatih Luis Enrique. Ia menjadi manajer kedua dalam sejarah yang berhasil meraih treble winner bersama dua tim berbeda. Sebelumnya ia mencapainya bersama Barcelona pada 2015.
Musim ini PSG menutup musim dengan gelar Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions. Sebuah pencapaian sempurna yang menghapus trauma kekalahan final sebelumnya di tahun 2020.
Selanjutnya, PSG akan bertemu Tottenham Hotspur di Piala Super UEFA 2025. Spurs sendiri baru saja keluar sebagai juara Liga Europa setelah mengalahkan Bayer Leverkusen.
Selebrasi Berujung Ricuh
Euforia kemenangan di ibu kota Prancis berubah menjadi kekacauan. Perayaan di Champs-Élysées diwarnai bentrokan antara suporter dan aparat. Otoritas setempat melaporkan dua korban jiwa dan lebih dari 550 penangkapan pada malam final.
Meski begitu, keberhasilan PSG membawa pulang Si Kuping Besar untuk pertama kalinya akan tetap tercatat sebagai tonggak sejarah klub. Para pemain dan pelatih kini mendapat pujian luas dari penggemar serta tokoh sepak bola dunia, termasuk dari mantan pemain seperti Kylian Mbappé dan Neymar Jr., yang memberikan ucapan selamat lewat media sosial.