Upaya Roma Rekrut Cesc Fàbregas dan Sikap Tegas Como

Dalam situasi transisi yang krusial, AS Roma kini tengah mencari pelatih kepala baru usai berakhirnya masa jabatan Daniele De Rossi. Salah satu kandidat utama yang dipertimbangkan adalah Cesc Fàbregas. Mantan gelandang Barcelona dan Arsenal itu kini sedang meniti karier sebagai pelatih dan menunjukkan prospek menjanjikan. Roma menganggap Fàbregas sebagai sosok yang mampu membawa ide segar dan membangun proyek jangka panjang.

Namun, ambisi Roma menemui hambatan. Como 1907, klub yang saat ini mempekerjakan Fàbregas sebagai pelatih utama, menolak melepasnya. Padahal, Como baru saja promosi ke Serie A musim 2024/25 dan menaruh kepercayaan tinggi terhadap mantan pemain timnas Spanyol itu untuk membimbing skuad mereka di kasta tertinggi.

Como Tegas Menolak, Roma Tertahan

Penolakan Como bukan hanya soal mempertahankan pelatih, tetapi juga tentang simbol kekuatan dan visi klub kecil yang menolak tunduk pada tekanan tim besar. Petinggi Como menyatakan bahwa mereka membangun proyek jangka panjang dengan Fàbregas sebagai pilar utama. Langkah tegas ini merupakan pernyataan bahwa klub-klub promosi pun punya ambisi dan tidak ingin sekadar menjadi penonton di Serie A.

Langkah Como mencerminkan perubahan paradigma dalam sepak bola Italia. Klub-klub non-elit kini lebih berani menolak intervensi dari tim besar. Mereka ingin mempertahankan kestabilan proyek dan menunjukkan bahwa kesuksesan bukan hanya milik klub tradisional.

Milan Bidik Italiano, Bologna Menolak Melepas

Situasi serupa juga dihadapi AC Milan. Setelah berpisah dengan Stefano Pioli, Milan membidik Vincenzo Italiano, pelatih yang tampil luar biasa bersama Fiorentina. Namun, kendala datang dari Bologna. Mereka kabarnya juga mengincar Italiano untuk menggantikan Thiago Motta yang telah resmi bergabung dengan Juventus. Bologna tak ingin pelatih incaran mereka justru direkrut Milan.

Hal ini menambah kompleksitas. Italiano kini menjadi rebutan antara dua klub yang sama-sama mengincar posisi empat besar musim depan. Bologna bahkan disebut siap menawarkan proyek ambisius dengan kendali penuh kepada Italiano agar tidak hijrah ke San Siro.

Bologna Pertahankan Otoritas, Milan Makin Terdesak

Sikap keras Bologna menunjukkan bahwa klub menengah kini enggan menjadi korban dominasi tim besar. Mereka ingin mempertahankan otoritas dalam menentukan masa depan proyek mereka. Bagi Milan, ini berarti mereka harus lebih cepat, lebih taktis, dan lebih meyakinkan dalam negosiasi dengan pelatih incaran.

Sementara itu, spekulasi terus berkembang. Jika Milan gagal mendapatkan Italiano, beberapa nama cadangan seperti Paulo Fonseca atau Mark van Bommel disebut masuk radar, namun tidak ada kandidat yang diyakini punya visi semantap Italiano untuk mengangkat Milan kembali ke level top Eropa.

Dampak Luas pada Lanskap Sepak Bola Italia

Perebutan pelatih ini menandai era baru dalam manajemen sepak bola Italia. Roma dan Milan, dua kekuatan besar Serie A, kini harus bersaing bukan hanya dengan sesama klub top, tapi juga dengan tim yang dulu dianggap tidak setara. Kebangkitan klub-klub seperti Como dan Bologna dalam urusan manajerial membuktikan bahwa ekosistem kompetisi semakin kompetitif.

Untuk Roma, kegagalan merekrut Fàbregas bisa memaksa mereka mempertimbangkan opsi lain, seperti Igor Tudor atau Maurizio Sarri. Bagi Milan, penolakan Bologna terhadap perburuan Italiano bisa memicu perombakan rencana jangka pendek mereka di bursa pelatih.

Penutup: Persaingan Tidak Lagi Satu Arah

Dalam lanskap Serie A yang berubah cepat, dominasi tim besar tak lagi mutlak. Klub-klub menengah mulai menunjukkan kekuatan diplomatik dan daya tawar yang tinggi. Keberanian Como dan Bologna memberi pesan tegas: era di mana tim besar bisa mengambil siapa saja kapan saja mulai berakhir.

Musim 2025/26 akan menjadi panggung untuk menguji siapa yang sukses membangun fondasi kuat—bukan hanya di lapangan, tapi juga di kursi pelatih.